istockphoto-1498170916-612x612

Kedermawanan, tentu saja, merupakan inti dari kehidupan Kristen. Namun, jika kita melihat makna ziarah dan terutama pengampunan dosa pada tahun Yubileum tanpa memahami peran besar kedermawanan dalam semua ini, kita akan membuat kesalahan besar dengan menganggapnya sebagai upacara magis semata. Kedermawanan juga merupakan kesaksian pertama iman Kristen dan keandalan yang unik. Dalam konteks Jubilee inilah kita harus mengingat panggilan Rasul Petrus: "Di atas segalanya, tetaplah bersemangat dalam kasihmu satu sama lain, karena kasih menutupi banyak dosa" (1 Pet. 4:8).

Siapa pun yang mengaku percaya tanpa juga mengekspresikan cinta kepada sesama, bukanlah dan tidak akan menjadi murid sejati Yesus Kristus. Oleh karena itu, tidak seorang pun boleh membuat pernyataan tentang cinta tanpa menyertakan iman. Identitas Kristen, menurut Rasul Paulus, menggabungkan dua komponen ini—iman dan cinta. Kasih menginspirasi kesempurnaan (lihat Kol. 3:14), sementara iman menginspirasi pertumbuhan kasih. Oleh karena itu, kasih juga memainkan peran utama dalam kehidupan iman; memang, hal ini semakin menekankan kebutuhan untuk menemukan kembali pertobatan, dan harus berada di puncak Tahun Suci.